Salah satu cara untuk mendukung 4
sukses pembangunan pertanian 2010-2014 adalah mewujudkan
Diversifikasi Pangan. Banyak anggapan di Minangkabau bahwa nasi
adalah satu-satunya sumber karbohidrat disebabkan kebiasaan bahwa
"alun makan kalau indak makan nasi" dan masih sering kita dengar cemoohan yang
mengatakan miskin jika tidak menikmati nasi. Padahal komoditas sumber
karbohidrat sangat beragam, baik yang tergolong serealia seperti jagung,
sorgum, aneka umbi-umbian, dll. Nasi berawal dari beras yang mengandung
karbohidrat berfungsi sebagai energi tubuh untuk melakukan aktifitas
sehari-hari. Penggunaan beras sebagai sumber kalori utama, berpotensi mendorong
terjadinya peningkatan jumlah penderita anemia (kekurangan zat besi pada darah)
karena beras mempunyai kadar gizi mikro dan mineral yang rendah sehingga
diversifikasi pangan berbasis pangan lokal merupakan salah satu opsi untuk
mengatasi masalah kekurangan gizi untuk mendukung program ketahanan pangan.
Didalam era globalisasi dan otonomi
daerah, ketahanan pangan dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan masalah
diantaranya adalah skala usaha tani yang relatif kecil, lemahnya permodalan dan
kelembagaan tani serta terbatasnya akses petani terhadap sarana dan prasarana
publik sehingga mengakibatkan sulitnya meningkatkan pendapatan petani melalui
peningkatan produktivitas. Disamping itu harga yang tidak stabil diakibatkan
musim yang tidak menentu ikut mendorong rendahnya produktivitas dan mutu hasil
pertanian.
Faktor yang bisa dijadikan
standar dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan terkait diversifikasi
pangan salah satunya adalah meningkatnya kemampuan memanfaatkan dan
mengkonsumsi pangan perkapita untuk memenuhi kecukupan energi dan protein dari
sumber pangan lokal yang beragam. Guna mendukung hal tersebut, perlu dilakukan
penyuluhan secara kontinyu melalui berbagai media dan metode yang bisa dipakai antara lain untuk : (a)
menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap beras dan pangan impor sebagai bahan
pangan pokok; (b) meenyediakan bahan pangan alternatif sumber kalori dan
protein; (c) meningkatkan kualitas asupan kepada masyarakat dan (d)
meningkatkan perimbangan asupan kalori, protein dan nutrisi mikro bagi
masyarakat.
Diharapkan kedepannya masyarakat
tidak lagi menganggap nasi atau beras sebagai satu-satunya bahan pangan
penghasil karbohidrat, sehingga secara bertahap masyarakat akan membiasakan
diri mengkonsumsi pangan non beras dalam menu makanan sehari-harinya berbasis pangan lokal.