* Label Could Warna-Warni - http://kurniasepta.blogspot.com */ .label-size-1 a { font-size: 13px; text-decoration: none; color:#4B8A08; } .label-size-2 a { font-size: 15px; text-decoration: none; color:#DF0101; } .label-size-3 a { font-size: 16px;font-family: Arial, Trebuchet MS, Verdana;text-decoration: none; color:#045FB4; } .label-size-4 a { font-size: 18px; text-decoration: none; color:#DF7401; } .label-size-5 a { font-size: 23px; text-decoration: none; color:#045FB4; } .label-size-1 a:hover, .label-size-2 a:hover, .label-size-3 a:hover, .label-size-4 a:hover, .label-size-5 a:hover { text-decoration:underline;}

Sekapur Sirih

Lubuk Basung, Kabupaten Agam Sumatera Barat, Indonesia
Kelompok Jabatan Fungsional yang berada pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006.

Kamis, 21 Maret 2013

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2013

Alhamdulillah, satu kata yang patut kita ucapkan atas terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Benih Tanaman, Pengawas Bibit Ternak, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner dan Pengawas Mutu Pakan.
Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan ke link berikut : http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173713/Perpres0162013.pdf. Semoga dengan keluarnya Perpres No 16 Tahun 2013 ini dapat memotifasi kita dalam melaksanakan tugas untuk mendukung pembangunan pertanian.

Kamis, 07 Maret 2013

Diversifikasi Pangan untuk Mendukung Pembangunan Pertanian


 Salah satu cara untuk mendukung 4 sukses pembangunan pertanian 2010-2014 adalah mewujudkan Diversifikasi Pangan. Banyak anggapan di Minangkabau bahwa nasi adalah satu-satunya sumber karbohidrat disebabkan kebiasaan bahwa "alun makan kalau indak makan nasi" dan masih sering kita dengar cemoohan yang mengatakan miskin jika tidak menikmati nasi. Padahal komoditas sumber karbohidrat sangat beragam, baik yang tergolong serealia seperti jagung, sorgum, aneka umbi-umbian, dll. Nasi berawal dari beras yang mengandung karbohidrat berfungsi sebagai energi tubuh untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Penggunaan beras sebagai sumber kalori utama, berpotensi mendorong terjadinya peningkatan jumlah penderita anemia (kekurangan zat besi pada darah) karena beras mempunyai kadar gizi mikro dan mineral yang rendah sehingga diversifikasi pangan berbasis pangan lokal merupakan salah satu opsi untuk mengatasi masalah kekurangan gizi untuk mendukung program ketahanan pangan.
Didalam era globalisasi dan otonomi daerah, ketahanan pangan dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan masalah diantaranya adalah skala usaha tani yang relatif kecil, lemahnya permodalan dan kelembagaan tani serta terbatasnya akses petani terhadap sarana dan prasarana publik sehingga mengakibatkan sulitnya meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produktivitas. Disamping itu harga yang tidak stabil diakibatkan musim yang tidak menentu ikut mendorong rendahnya produktivitas dan mutu hasil pertanian.
Faktor yang bisa dijadikan standar dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan terkait diversifikasi pangan salah satunya adalah meningkatnya kemampuan memanfaatkan dan mengkonsumsi pangan perkapita untuk memenuhi kecukupan energi dan protein dari sumber pangan lokal yang beragam. Guna mendukung hal tersebut, perlu dilakukan penyuluhan secara kontinyu melalui berbagai media dan metode   yang bisa dipakai antara lain untuk : (a) menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap beras dan pangan impor sebagai bahan pangan pokok; (b) meenyediakan bahan pangan alternatif sumber kalori dan protein; (c) meningkatkan kualitas asupan kepada masyarakat dan (d) meningkatkan perimbangan asupan kalori, protein dan nutrisi mikro bagi masyarakat.
Diharapkan kedepannya masyarakat tidak lagi menganggap nasi atau beras sebagai satu-satunya bahan pangan penghasil karbohidrat, sehingga secara bertahap masyarakat akan membiasakan diri mengkonsumsi pangan non beras dalam menu makanan sehari-harinya berbasis pangan lokal.